Minggu, 21 Mei 2017

red rose story> the translation



Proud Red Rose
One beautiful spring day a red rose blossomed in a forest. Many kinds of trees and plants grew there. As the rose looked around, a pine tree nearby said, “What a beautiful flower. I wish I was that lovely.” Another tree said, “Dear pine, do not be sad, we can not have everything.”
The rose turned its head and remarked, “It seems that I am the most beautiful plant in this forest.” A sunflower raised its yellow head and asked, “Why do you say that? In this forest there are many beautiful plants. You are just one of them.” The red rose replied, “I see everyone looking at me and admiring me.” Then the rose looked at a cactus and said, “Look at that ugly plant full of thorns!” The pine tree said, “Red rose, what kind of talk is this? Who can say what beauty is? You have thorns too.”
The proud red rose looked angrily at the pine and said, “I thought you had good taste! You do not know what beauty is at all. You can not compare my thorns to that of the cactus.”
“What a proud flower”, thought the trees.
The rose tried to move its roots away from the cactus, but it could not move. As the days passed,the red rose would look at the cactus and say insulting things, like: This plant is useless? How sorry I am to be his neighbor.
The cactus never got upset and he even tried to advise the rose, saying, “God did not create any form of life without a purpose.”
Spring passed, and the weather became very warm. Life became difficult in the forest, as the plants and animals needed water and no rain fell. The red rose began to wilt. One day the rose saw sparrows stick their beaks into the cactus and then fly away, refreshed. This was puzzling, and the red rose asked the pine tree what the birds were doing. The pine tree explained that the birds got water from the cactus. “Does it not hurt when they make holes?” asked the rose.
“Yes, but the cactus does not like to see any birds suffer,” replied the pine.
The rose opened its eyes in wonder and said, “The cactus has water?”
“Yes you can also drink from it. The sparrow can bring water to you if you ask the cactus for help.”
The red rose felt too ashamed of its past words and behavior to ask for water from the cactus, but then it finally did ask the cactus for help. The cactus kindly agreed and the birds filled their beaks with water and watered the rose’s roots. Thus the rose learned a lesson and never judged anyone by their appearance again.
Mawar merah yang sombong                                              

          Pada suatu hari di musim semi yang indah, sekuntum  mawar merah mekar  di hutan, berbagai jenis  pepohonan dan tanaman tumbuh di sana.  ketika  mawar  tersebut sedang melihat sekelilingnya , pohon pinus  yang di dekatnya mengatakan , "sungguh bunga yg sangat indah. Andai saya juga seperti itu . " Pohon yang lain pun berkata , " oh pinus, jangan lah bersedih karena  tak setiap makhluk itu sempurna, masing- masing punya kekurangan sendiri.

           mawar menoleh kearah pinus sembari berujar, " sepertinya saya adalah yang paling cantik di hutan ini . " Sekuntum bunga matahari  bertanya sambil menyembulkan kelopaknya yang berwarna kuning , " oh ya? ? Di hutan ini ada banyak tanaman yang cantik nan indah . kamu hanyalah salah satu dari mereka . " si mawar merah  menjawab tak mau kalah, " aku melihat semua orang menatap dan mengagumi ku . " Kemudian mawar melirik kaktus lalu mencibir " lihatlah tanaman buruk yg penuh duri itu” Pohon pinus  berkata dengan tegas" mawar merah , bicara apa kamu ini? Siapa yang dapat berbicara tentang kecantikan ? kamu juga berduri”.

       Mawar merah yang sombong itu marah kepada pinus dan berkata , "Saya pikir  selera kamu keren ! ternyata tidak,  kamu bahkan tidak tahu sama sekali apa itu kecantikan .  dan jangan coba membanding-bandingkan duri saya dengan duri kaktus .
 " alangkah sombongnya bunga mawar ini " , gumam pohon pinus dalam hati. mawar berusaha untuk menjauh dari kaktus , tetapi ia tidak bisa bergerak dan tetap diam disana. hari-haripun berlalu , mawar merah  menatap kaktus dan mengejeknya , bukankah tanaman ini tidak berguna ? aku  sangat menyesal menjadi tetangganya
          Namun kaktus tidak pernah marah  dengan ucapan bunga tersebut  
dan ia bahkan mencoba untuk menasehati mawar  ,
 " Tuhan tidak akan menciptakan apapun  dalam hidup ini  tanpa tujuan . "
 
           Musim semi pun berlalu , dan cuaca menjadi sangat panas.
 kehidupan di hutan itu menjadi sulit , karena tanaman dan hewan 
membutuhkan air sedangkan  hujan tidak turun . Mawar merah pun mulai layu .
 Suatu hari , mawar melihat kawanan 
 burung pipit menempelkan paruh mereka kepohon  kaktus dan 
kemudian burung itu terbang dalam keadaan segar. 
  Hal ini menjadi tanda Tanya dalam benak mawar merah, sehingga
 ia bertanya  pada pohon pinus tentang  apa  yang burung-burung itu lakukan 
 
. Pohon pinus menjelaskan bahwa burung tersebut memperoleh air 
 
dari kaktus . " Apakah pohon kaktus tersebut tidak sakit 
 dan  terluka ketika burung itu melubanginya ? " Tanya mawar 
.
Tentu saja terluka, tetapi kaktus  tidak ingin melihat burung itu menderita” jawab pohon pinus
Bunga mawar terbelalak keheranan,”pohon kaktus itu mempunyai air?”
“ya, kamu juga bisa minum darinya, burung pipit bisa membawakan air untukmu jika kamu minta tolong pada kaktus
Bunga mawar merasa malu atas kata-kata yang pernah diucapkannya dan atas sikapnya terhadap kaktus, sehingga ia merasa sungkan untuk meminta pertolongan pada kaktus. Kaktus yang baik hati itu selalu memenuhi permintaanya dan burung burung pipit mengisi paruhnya dengan air untuk menyiram akar pohon bunga mawar. Dari sini bunga mawar mendapatkan pelajaran  dan tidak pernah lagi menilai siapapun dari penampilan lahiriahnya.



Nurridha sunni

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar